Sabtu, 02 Juni 2012

ANALISIS PERILAKU PENIRUAN (IMITASI) STYLE ARTIS OLEH REMAJA

ANALISIS PERILAKU PENIRUAN (IMITASI) STYLE ARTIS
OLEH REMAJA

Ditulis oleh BAHRUDIN

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Masalah
Informasi kini terbuka lebar dari puluhan media cetak dan televisi. Pada saat yang sama di hampir semua kota di sebagian besar wilayah Indonesia mengkonsumsi informasi yang sama. Perkembangan teknologi yang canggih semakin mempermudah kita untuk mendapat informasi serta menyelesaikan pekerjaan kita. Dengan adanya media, baik cetak maupun elektronik mempengaruhi kehidupan kita, memberikan suntikan akan warna-warni kehidupan masyarakat dari mode pakaian, rambut, musik sampai gaya penyanyi atau bintang film, dan pada saat yang sama bisa dinikmati oleh kaum remaja. Mereka akan merasa mempunyai penghargaan diri yang lebih tinggi setelah meniru paa artis atau public figure. Remaja yang sering dikatakan dalam proses pencarian jati diri akan seantiasa mencari sebuah contoh yang mereka anggap menarik dan dapat membuat mereka mendapat penghargaan diri yang lebih tinggi. Salah satu obyek yang mereka anggap menarik dan dapat eningkatkan penghargaan diri mereka adalah para artis/public figure. Mereka akan meniru segala tingkah polah artis yang mereka anggap sebagi suatu trendtanpa sebuah filter. Semua jenis media, baik itu internet maupun televisi, dapat memberikan sebuah gaya peniruan bagi kaum remaja, meniru dari film, musik, maupun majalah. Sehingga hal ini berpengaruh besar terhadap gaya hidup kita masa kini. Kebanyakan media menginformasikan tentang gaya hidup remaja kota yang meniru gaya hidup modern.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Pengertian Trend
Trend gaya hidup remaja selalu menuntut perubahan yang cepat, mereka tidak suka hal-hal yang bersifat statis.Trend merupakan suatu pandangan, gagasan, ide maupun mode yang sedang digandrungi oleh masyarakat, dapat digemari oleh remaja, anak-anak, dewasa maupun para orang tua.Trend adalah sesuatu yang sedang "menjamur" atau sedang disukai dan digandrungi oleh orang banyak. Remaja merupakan kelompok yang mudah berubah dan cepat mengikuti trend, karena pada masa ini kondisi kejiwaan manusia berada dalam periode pancaroba. Ada banyak faktor yang menimbulkan terjadinya perubahan mentalitas di kalangan remaja, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu itu sendiri, kurang percaya diri dan lain-lain. Sedangkan faktor eksterni bisa bersumber dari keluarga, lingkungan masyarakat, teman dan dunia informasi lainnya, (Suwardika, 2000). Menurut penelitian Dr. Seymour Fisher, psikolog di salah satu Universitas di Amerika, remaja ternyata paling sering mengalami krisis kepercayaan diri.Self Confidence-nya goyah bila mendapati dirinya berbeda, meski masalah kecil dengan teman-teman sebayanya dan akhirnya mengantarkannya menjadi remaja minder. Dengan begitu, seorang anak muda harus bergaul serta mengikutitrend agar tidak dikucilkan dari lingkungannya.

2.2. Pengertian Remaja
Charlotte Buhler menafsirkan masa remaja sebagai masa kebutuhan isi-mengisi. Spranger menafsiran masa remaja sebagai masa pertumbuhan dengan perubahan struktur kejiwaan yang fundamental. Hofmann menafsirkan masa remaja sebagai suatu masa pembentukan sikap-sikap terhadap sesuatu yang dialami individu.
Menurut ahli psikologi Leulla Cole, masa remaja dibedakan menjadi tiga tahap yaitu :
1. Masa Remaja Awal (Usia 13 s/d 15 Tahun)
2. Masa Remaja Pertengahan (Usia 15-18 Tahun)
3. Masa Remaja Akhir (Usia 18-21 Tahun)

2.3 Teori Imitasi
Teori imitasi (social learning theory) yang diutarakan oleh Bandura mengungkapkan bahwa ada 4 faktor yang harus dilakukan oleh seseorang sebelum menirukan tingkah laku seseorang dari lingkungan tertentu.
1) Perhatian (Attention)
Seseorang tidak akan bisa menirukan kalau tidak memberikan perhatian kepada objek yang akan ditirunya. Contohnya: sesorang yang akan meniru gaya seorang artis maka ia akan memperhatikan artis yang akan ditirunya (memperhatikan bisa dilakukan melalui media)
2) Mengingat (Retention)
Subjek yang memperhatikan harus merekam peristiwa itu dalam sistem ingatannya. Seseorang harus megingat-ingat apa yang akan ia tiru.
3) Reproduksi gerak (Reproduction)
Setelah mengetahui atau mempelajari sesuatu tingkahlaku, subjek juga dapat menunjukkan kemampuannya atau menghasilkan apa yang disimpan dalam bentuk tingkah laku. Atau dengan kata lain bahwa subjek tersebut mempraktekkan apa yang ia tiru dari objek yang ia tiru
4) Motivasi
Motivasi juga penting dalam pemodelan Albert Bandura karena ia adalah penggerak individu untuk terus melakukan sesuatu. Jadi subyek harus memiliki alasan untuk meniru perilaku yang telah dimodelkan.




BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil

Pertanyaan Nomor

Jawaban

Keterangan

A

B

Jumlah

Persen

Jumlah

Persen

1

12

40

18

60

2

22

73,3

8

22,7

3

3

10

27

90

4

-

-

-

-

Pertanyaan Essay

5

18

60

11

36,6

1 Orang Tidak Menjawab

6

17

46,7

13

43,3

7

29

96,6

1

3,4

8

29

96.6

1

3.4

9

20

66,7

10

33,3

10

30

100

0

0

11

22

73,3

8

22,7

12

23

76,7

7

13,3

13

19

63,4

11

36,6

14

25

83,3

5

16,7


3.2 Pembahasan
Berikut ini adalah analisis dari hasil diatas dikaitkan dengan indikator bahwa seorang dikatakan meniru perilaku seorang artis atau idolanya:
1) Perhatian (Attention)
 Berapa lama menonton tv dalam sehari?
Responden yang menjawab lebih dari 3 jam dalam sehari ada 18 orang atau 60 % dan 40% lainnya menjawab kurang dari 3 jam.



 Acara yang paling sering ditonton
Responden yang menjawab sering menonton acara hiburan ada 73% sedangkan sisanya menjawab sering menonton tayangan bersifat informasi.
 Berapa nama yang dikenal dari 5 artis
Responden yang menjawab mengenal lebih dari 3 ada 90 % dan sisanya menjawab kurang dari 3.
Dari 3 pertanyaan yang diajukan tersebut indikator pertama yaitu memperhatikan bisa dikatakan telah dipenuhi. Hal ini ditunjukkan dengan persentase yang lebih besar pada jawaban yang mengindikasikan adanya perhatian.
2) Mengingat (Retention)
 Apakah anda tahu style artis yang sedang trend saat ini
46,7 % responden menjawab mengetahui style artis yang sedang trend dan 43,3 % menjawab tidak tahu.
Indikator mengingat bisa dilihat/diukur dari pertanyaan ini dengan responden yang menjawab mengetaui style yang ednag trend lebih banyak yang dari yang menjawab tidak tahu
3) Reproduksi gerak (Reproduction)
 Apakah anda pernah mengikti gaya berpakaian seorang artis
66,7% responden menjawab pernah mengikuti gaya berpakaian seorang artis sedangkan sisanya (33.3%) tidak pernah.
 Apakah pernah mengikut gaya rambut seorang artis
73,3 % menjawab pernah mengikuti gaya rambut seorang artis sedangkan 26,7% lainnya menjawab tidak pernah mengikuti.
 Apakah pernah mengikuti gaya berbicara artis
63,4 % menjawab pernah mengikuti dan sisanya menjawab tidak pernah mengikuti artis dalam hal gaya berbicara.
Dari ketiga pertanyaan diatas indikator reproduksi gerak juga terpenuhi karena lebih dari 50 % responden pernah mengikuti gaya/style artis baik dalam hal berpakaian, gaya rambut, dan berbicara.
4) Motivasi
 Alasan remaja mengikuti gaya artis adalah supaya dikatakan gaul/tidak ketinggalan zaman
83,3 % responden menjawab setuju sedangkan 16,7 sisanya menjawab tidak setuju.
Indikator motivasi dapat dilihat dari jawaban pertanyaan ini, dengan angka yang sangat tiggi yaitu 83,3% responden setuju bahwa salah satu motivasi remaja mengikuti gaya artis adalah agar dikatakan gaul. Kemudian juga ada responden yang memberi alasan/ motivasi lain mereka meniru gaya artis diantaranya adalah agar percaya diri, agar mendapat pujian dari teman sebaya, agar modis, dan lain-lain.
Dari 4 indikator yang menunukkan bahwa remaja dapat dikatakan meniru gaya seseorang ,yang dalam hal ini adalah artis, semuanya telah dipenuhi sehingga penulis mendapat suat kesimpulan yaitu remaja saat ini banyak terpengaruh oleh artis idolanya yang sering kali dianggap sebagi trend center. Yang kemudian oleh remaja tersebut segala tingkah laku maupun penampilan aris tersebut didikuti. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh media yang banyak menampikan para artis. Namun pengaruh tidak selamanya negative jika remaja tidak hanya meniru gaya berpakaian, atu gaya hidupnya tetapi remaja dapat meniru kreativitas da prestasi para artis idolanya tersebut.





BAB IV
PENUTUP


4.1 Kesimpulan
Remaja merupakan masa-masa pencarian jati diri. Dalam masa pencarian ini remaja suka meniru para idolanya dari cara berpakaian, berbicara ataupun berperilaku.biasanya idola tersebut yang akan dijadikan sebagai panutan. Media telah memperkenalkan trend pada masyarakat khususnya remaja. Individu-individu ini akan berusaha semaksimal mungkin untuk tampil setrendy- trendynya agar ia mendapat pengakuan dari teman sebayanya. Remaja sering kali takut dikatakan kuper atau ‘nggak gaul’ oleh teman sebayanya sehingga apapun akan dilakukan seperti mengikuti trend masa kini dengan meniru gaya artis idolanya.

4.2 Saran
Remaja meniru adalah hal yang wajar, tetapi peniruan tersebut juga harus dengan filter yang bagus. Kalau kita ikuti perkembangan mode pakaian, misalnya, kalau tidak pantas, ya tidak usah dibeli, sebaiknya kita sesuaikan dengan diri kita. Singkatnya kita tidak harus mengikuti trend yang ada tetapi yang penting nyaman di tubuh kita. Yang paling penting adalah kita percaya diri, nyaman dengan diri sendiri. Para remaja tak ada salahnya mengikuti mode fashion yang sedang berkembang. Namun, yang harus diperhatikan terlebih dahulu adalah model pakaian tertentu yang digandrungi tersebut sesuai dengan norma agama dan norma kesopananatau tidak, sesuai dengan masyarakat ketimuran kita yang masih menjunjung kesopanan atau tidak. Dalam meniru segala sesuatu yang ada dalam diri idola kita sudah sepantasnya kita menyesuaikan diri agar tidak nampak berlebihan. Meniru idola tidak hanya sekedar penampilan fisik tapi juga kemampuan serta prestasi yang dimilikinya.


DAFTAR PUSTAKA


Adhisarana. Selebritisisme, Media Dan Perlawanan Identitas Kaum Muda. http://adhisarana.com/?p=60. Diakses pada 1 April 2011
Anonim. Gaya hidup remaja dan media. http://desintya.blogspot.com/2010/04/gaya-hidup-remaja-dan-media.html. diakses pada 1 April 2011
Anonim. Teori imitasi (teori belajar sosial albert bandura). http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/12/teori-belajar-sosial-albert-bandura/http://www.scribd.com/doc/24691096/10-teori-pembelajaran-sosial. diakses pada 1 April 2011
Anonim. Tugas psikom. http://www.scribd.com/doc/20899423/tugas-makalah-psikom. diakses pada 1 April 2011


Read More..

Beauty of Mathematics Part I

beauty of matemathics. mendengar kata matematika mungkin yang ada dalam benak kita adalah sebuah mata pelajaran yang mengerikan. Saking mengerikannya tidak sedikit yang jadi membenci matematika, walaupun banyak juga yang suka. Tapi kali ini UD akan memperlihatkan salah satu keunikan dan keindahan matematika. dalam post ini UD cuma akan memperlihatkan salah satu nya saja, yang lainnya kapan-kapan UD post lagi dehhh.....



Coba dari pembaca semua ada yang tau gak hasil dari perkalian bilangan berikut? pastinya pada mengerutkan kening semua, panjang amat yak y bilangan nya, gimana hasil kalinya?????????

1. 123456789 x 9 x 1 = ........?
2. 123456789 x 9 x 2 = ........?
3. 123456789 x 9 x 3 = ........?
4. 123456789 x 9 x 4 = ........?
5. 123456789 x 9 x 5 = ........?
6. 123456789 x 9 x 6 = ........?
7. 123456789 x 9 x 7 = ........?
8. 123456789 x 9 x 8 = ........?
9. 123456789 x 9 x 9 = ........?

Tapi ternyata enggak kok, dibalik hasil perkalian bilangan ini ternyata terdapat sebuah keunikan. Coba lihat hasilnya.

1. 123456789 x 9 x 1 = 1111111101
2. 123456789 x 9 x 2 = 2222222202
3. 123456789 x 9 x 3 = 3333333303
4. 123456789 x 9 x 4 = 4444444404
5. 123456789 x 9 x 5 = 5555555505
6. 123456789 x 9 x 6 = 6666666606
7. 123456789 x 9 x 7 = 7777777707
8. 123456789 x 9 x 8 = 8888888808
9. 123456789 x 9 x 9 = 9999999909

giman?? udah nemuin keunikannya belum?
coba hitung angka satu pada perkalian pertama. hmmmmmmmmm ternyata ada 9 yaitu 8 angka pertama dan dipisahkan oleh angka nol. Begitupun dengan perkalian selanjutnya selalu mempunyai pola. ternyata pola nya unik ya....
Read More..

Program PASCAL Metode Newton Raphson

Metode Newton Raphson dalam Bahasa PASCAL. Berikut ini adalah salah satu contoh program dalam bahasa PASCAL untuk mencari solusi persamaan nirlanjar menggunakan Metode Newton-Rhapson dalam Bahasa PASCAL. Dengan mengganti f(x) dengan fungsi yang ingin dicari solusinya dan g(x) dengan turunan dari f(x) kemudian menjalankan programnya maka dengan mudah kita akan mendapatkan solusi dari persamaan yang kita inginkan dengan Metode Newton Raphson dalam Bahasa PASCAL. Selamat mencoba.........
PROGRAM NEWTON_RAPHSON;
USES CRT;
FUNCTION F(X:REAL):REAL;
BEGIN
F:=x*x*x +2*x*x + 10*x - 20;
END;
FUNCTION G(X:REAL):REAL;
BEGIN
G:=3*x*X + 4*x + 10;
END;

VAR XL,XB,E,M : REAL;
X : INTEGER;

BEGIN
CLRSCR;
writeln('================================');
writeln(' kunjungi www.matem-mania.co.cc ');
WRITELN(' PROGRAM METODE NEWTON RAPHSON ');
WRITELN('================================');
WRITE('MASUKKAN X0 : ');READLN(XL);
write('MASUKKAN epsilon : ');readln(e);
WRITELN('f0 = ',f(xl):0:6);
writeln('g0 = ',g(xl):0:6);
writeln('f0/g0 = ',f(xl)/g(xl):0:6);
writeln;
writeln('=============================================================================');
writeln('r xr f(xr) g(xr) fxr/gxr |Xr+1 - xr| ');
writeln('=============================================================================');
X:=0;

REPEAT
XB:=XL-(F(XL)/G(XL));
M:= ABS(XL-XB);
XL:=XB;
X:=X+1;
WRITELN (X,' ',XB:0:6,' ',f(xl):0:6,' ',g(xl):0:6,' ',f(xl)/g(xl):0:6,' ',m:0:6);
UNTIL M < e ; writeln('=============================================================================='); WRITELN; WRITELN ('AKARNYA ADALAH = ',XB:0:6); READLN; END.
Read More..

Program PASCAL Matrik

Program PASCAL Matrik. kali ini UD akan posting tentang program PASCAL lagi. Programnya kali ini adalah tentang matriks. sudah pada tau kan matriks yang di maksud, yang jelas yang UD maksud bukan "The Matrix Reloaded", hehehehe


Ok dech langsung aja ni kode programnya



program hitung_matriks_sebarang;
uses crt;
type
q = object
A,B,C : array[1..100,1..100] of integer;
lok : array [1..5] of integer;
procedure jum;
procedure kur;
procedure tran;
procedure kal;
end;
var
m : q;
i,j,t,u,r,s,bar,kol,barb,kolb,barc,kolc,pil : integer;

procedure q.jum;
begin
clrscr;
write('Tentukan baris matriks A : '); readln(bar);
write('Tentukan kolom matriks A : '); readln(kol);
{ mengentrikan matriks }
For i:=1 to bar do
For j:= 1 to kol do
begin
write('Entri baris ke ',i,' kolom ke ',j, ' matriks A '); readln(A[i,j]);
end;



{input entri matriks}
begin
writeln;
write('Tentukan baris matriks B : '); readln(bar);
write('Tentukan kolom matriks B : '); readln(kol);
{ mengentrikan matriks }
For i :=1 to bar do
For j:= 1 to kol do
begin
write('Entri baris ke ',i,' kolom ke ',j, ' matriks B '); readln(B[i,j]);
end;

{ Menampilkan matriks A }
begin
writeln;
writeln ('matriks A adalah');
end;
For i:=1 to bar do
begin
writeln;
For j:=1 to kol do write( A[i,j]:5);
writeln;
end;

{ Menampilkan matriks B }
begin
writeln;
writeln ('matriks B adalah');
end;
For i:=1 to bar do
begin
writeln;
For j:=1 to kol do write( B[i,j]:5);
writeln;
end;
end;

{penjumlahan}
begin
for i := 1 to bar do
for j := 1 to kol do
begin
c[i,j] := A[i,j] + B[i,j];
end;

{ Menampilkan Hasil jumlah matriks }
begin
writeln;
writeln (' Hasil penjumlahan matriks A dan matriks B adalah');
end;
For i:=1 to bar do
begin
writeln;
For j:=1 to kol do write(C[i,j]:5);
writeln;
end;
end;
end;


procedure q.kur;
begin
clrscr;
write('Tentukan baris matriks A : '); readln(bar);
write('Tentukan kolom matriks A : '); readln(kol);
{ mengentrikan matriks }
For i:=1 to bar do
For j:= 1 to kol do
begin
write('Entri baris ke ',i,' kolom ke ',j, ' matriks A '); readln(A[i,j]);
end;



{input entri matriks}
begin
writeln;
write('Tentukan baris matriks B : '); readln(bar);
write('Tentukan kolom matriks B : '); readln(kol);
{ mengentrikan matriks }
For i :=1 to bar do
For j:= 1 to kol do
begin
write('Entri baris ke ',i,' kolom ke ',j, ' matriks B '); readln(B[i,j]);
end;

{ Menampilkan matriks A }
begin
writeln;
writeln ('matriks A adalah');
end;
For i:=1 to bar do
begin
writeln;
For j:=1 to kol do write( A[i,j]:5);
writeln;
end;

{ Menampilkan matriks B }
begin
writeln;
writeln ('matriks B adalah');
end;
For i:=1 to bar do
begin
writeln;
For j:=1 to kol do write( B[i,j]:5);
writeln;
end;
end;

{penjumlahan}
begin
for i := 1 to bar do
for j := 1 to kol do
begin
c[i,j] := A[i,j] - B[i,j];
end;

{ Menampilkan Hasil kurang matriks }
begin
writeln;
writeln (' Hasil pengurangan matriks A dan matriks B adalah');
end;
For i:=1 to bar do
begin
writeln;
For j:=1 to kol do write(C[i,j]:5);
writeln;
end;
end;
end;


procedure q.tran;
{input entri matriks A}
begin
clrscr;
write('Tentukan baris matriks A : '); readln(bar);
write('Tentukan kolom matriks A : '); readln(kol);
{ mengentrikan matriks }
For i:=1 to bar do
For j:= 1 to kol do
begin
write('Entri baris ke ',i,' kolom ke ',j, ' matriks A '); readln(A[i,j]);
end;


{input entri matriks B}
begin
writeln;
write('Tentukan baris matriks B : '); readln(barb);
write('Tentukan kolom matriks B : '); readln(kolb);
{ mengentrikan matriks }
For r :=1 to barb do
For s:= 1 to kolb do
begin
write('Entri baris ke ',r,' kolom ke ',s, ' matriks B '); readln(B[r,s]);
end;

{ Menampilkan matriks A }
begin
writeln;
writeln ('matriks A adalah');
end;
For i:=1 to bar do
begin
writeln;
For j:=1 to kol do write( A[i,j]:5);
writeln;
end;

{ Menampilkan matriks B }
begin
writeln;
writeln ('matriks B adalah');
end;
For r:=1 to barb do
begin
writeln;
For s:=1 to kolb do write( B[r,s]:5);
writeln;
end;
end;

{transpose matriks A}
begin
barc:= kol;
kolc:= bar;
for i := 1 to bar do
for j := 1 to kol do
c[j,i] := a[i,j]
end;

{ Menampilkan transpose matriks A }
begin
writeln;
writeln (' Transpose matriks A adalah');
end;
For i:=1 to kol do
begin
writeln;
For j:=1 to bar do write( c[i,j]:5);
writeln;
end;


{transpose matriks B}
begin
barc:= kolb;
kolc:= barb;
for r := 1 to barb do
for s := 1 to kolb do
c[s,r] := b[r,s]
end;

{ Menampilkan transpose matriks B }
begin
writeln;
writeln (' Transpose matriks B adalah');
end;
For r:=1 to kolb do
begin
writeln;
For s:=1 to barb do write( c[r,s]:5);
writeln;
end;
end;

procedure q.kal;
{input entri matriks A}
begin
clrscr;
write('Tentukan baris matriks A : '); readln(bar);
write('Tentukan kolom matriks A : '); readln(kol);
{ mengentrikan matriks }
For i:=1 to bar do
For j:= 1 to kol do
begin
write('Entri baris ke ',i,' kolom ke ',j, ' matriks A '); readln(A[i,j]);
end;


{input entri matriks B}
begin
writeln;
write('Tentukan baris matriks B : '); readln(barb);
write('Tentukan kolom matriks B : '); readln(kolb);
{ mengentrikan matriks }
For r :=1 to barb do
For s:= 1 to kolb do
begin
write('Entri baris ke ',r,' kolom ke ',s, ' matriks B '); readln(B[r,s]);
end;

{ Menampilkan matriks A }
begin
writeln;
writeln ('matriks A adalah');
end;
For i:=1 to bar do
begin
writeln;
For j:=1 to kol do write( A[i,j]:5);
writeln;
end;

{ Menampilkan matriks B }
begin
writeln;
writeln ('matriks B adalah');
end;
For r:=1 to barb do
begin
writeln;
For s:=1 to kolb do write( B[r,s]:5);
writeln;
end;
end;

{perkalian}
begin
barc := bar;
kolc := kolb;
for t:= 1 to barc do
for u := 1 to kolc do
c[t,u] := 0
end;

begin
for t:= 1 to bar do
for u:= 1 to kolb do
for j:= 1 to kol do
c[t,u] := c[t,u] + a[t,j]*b[j,u]
end;

{ Menampilkan matriks hasil perkalian }
begin
writeln;
writeln (' hasil perkalian antara matriks A dan matriks B adalah');
end;
For t:=1 to barc do
begin
writeln;
For u:=1 to kolc do write( c[t,u]:5);
writeln;
end;
end;

begin
clrscr;
repeat
writeln;
writeln ('========================================');
writeln (' kunjungi www.matem-mania.co.cc ');
writeln (' BAHRUDIN ');
writeln ('========================================');
writeln (' MENU ');
writeln (' 1. penjumlahan matriks ');
writeln (' 2. pengurangan matriks ');
writeln (' 3. transpose matriks ');
writeln (' 4. perkalian matriks ');
writeln (' 5. keluar program ');
writeln ('========================================');
write('masukkan nomor menu pilhan anda "1/2/3/4/5" '); readln(pil);

case pil of
1 :
Begin
m.jum;
end;
2 :
Begin
m.kur;
end;
3 :
Begin
m.tran;
end;
4 :
Begin
m.kal;
end;
end;
until (pil) = 5
end.


Kodenya tinggal di copy lalu di paste di TPW (Turbo Pascal for Windows) atau di Turbo PASCAL 7 juga bisa. terus di run dech. kalau ada yang mau di tanyakan silahkan coment or contact me Disini
Sekian dulu post kali ini.

Read More..

Download contoh soal SNMPTN 2012 terlengkap

Download contoh soal SNMPTN 2012 terlengkap. Tanggal 20 Juni 2012 akan diselenggarakan ujian SNMPTN 2012, bagi peserta yang ikut pasti perlu contoh soal SNMPTN sebagai bahan belajar dan mendapatkan gambaran kira-kira bagaimana soalnya.


Selain mengisi otak dengan pengetahuan, tentunya lengkapi juga dengan kesehatan prima. Jangan lupa istirahat, makanan bergizi yang selain membantu kesehatan juga memudahkan memahami pelajaran. Dan jangan lupa berdoa.


Dan untuk membantu anda, maka di posting ini saya sharing download contoh soal SNMPTN 2012 yang terdiri dari mata pelajaran:


Soal tes potensil jurusan IPA dan IPS.


Soal tes kemampuan dasar IPA dan IPS terdiri dari soal matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris.


Soal tes bidang studi IPA terdiri dari matematika IPA, Fisika, Kimia, Biologi.


Soal tes bidang studi IPA terdiri dari Ekonomi, Geografi, Sejarah, Sosiologi.


Maka sekarang download contoh soal SNMPTN 2012 dari link-link download disediakan berikut ini:


Download Soal Tes Potensi Akademik untuk jurusan IPA dan IPS


Link: Download 1

Link: Download 2


Download Soal Tes Kemampuan Dasar untuk jurusan IPA dan IPS

- Matematika Dasar

Link: Download 1

Link: Download 2


- Bahasa Indonesia

Link: Download 1

Link: Download 2


- Bahasa Inggris

Link: Download 1

Link: Download 2


Download Soal Test Bidang Studi IPA


- Matematika IPA

Link: Download 1

Link: Download 2


- Fisika

Link: Download 1

Link: Download 2


- Kimia

Link: Download 1

Link: Download 2


- Biologi

Link: Download 1

Link: Download 2


Download Soal Test Bidang Studi IPS


- Ekonomi

Link: Download 1

Link: Download 2


- Geografi

Link: Download 1

Link: Download 2


- Sejarah

Link: Download 1

Link: Download 2


- Sosiologi

Link: Download 1

Link: Download 2



SUMBER

Read More..